Senin, Agustus 10, 2009

GERAK JALAN KOLOSAL TANGGUL JEMBER


Jember Prioritas.
Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) bakal diakhiri dengan kegiatan gerak jalan kolosal, Tanggul-Jember (Tajemtra). Diprediksi tajemtra kali ini tidak saja diikuti oleh beregu juga akan diikuti oleh ribuan peserta perorangan yang menempuh jarak 30 km dari alun-alun kota Tanggul menuju kota Jember.

Informasi yang diterima Prioritas, telah terdaftar di Panitia untuk beregu putra 1.137 regu, beregu putri 114 regu, pelajar putra 80 regu, pelajar putri 114 regu dan perorangan telah terdaftar 1.970 orang.
Tajemtra digelar pada hari sabtu siang (8/8) . Pelaksanaan Tajemtra 2009 kali ini, tidak saja menyita perhatian peserta, namun juga bagi penonton, Oleh karena itu pihak keamanan dalam hal ini Polres Jember dan Dinas Perhubungan (Dishub) Jember akan menutup total jalan protokol yang merupakan jalur yang dilalui peserta tajemtra .
Untuk itu pihak pengguna jalan yang memanfaatkan jalur mulai dari Kecamatan Tanggul sampai dengan Kota Jember agar memperhatikan penutupan jalan yang akan dilakukan secara bertahap.
Penutupan total secara bertahap dan dibagai menjadi 3 bagian, pada pukul 08.00 wib penutupan mulai jalur Tanggul sampai dengan Gambirono. Tahap berikutnya mulai pukul 12 siang, adapun penutupan akan dilakukan di jalur dari Rambipuji sampai dengan Mangli.”jelas Made, Kabid Lalulintas Dishub Jember.
Sedangkan yang lebih penting pada pelakasanaan tajemtra, diharapkan masyarakat pengguna jalan di perkotaan, hendaknya lebih mengetahui jika jalan akan ditutup. “Mulai pukul 17.00 wib .
Sebagai jalur alternatifnya bagai pengguna jalan dari Surabaya menuju Banyuwangi hendaknya melalui rute yang telah ditentukan : Rute akan dilaihkan ke Wonorejo/Lumajang-Jatiroto-Pondokdalaem-Belok kanan-Kencong-Kasiyan-Balung-Ambulu-Ajung-Gladakpakem - Jln. Yos Sudarso-Simpang Tiga Wirolegi ke kanan menuju Mayang-Genteng/Banyuwangi begitu sebaliknya.
Terkait dengan menaikkan dan menurunkan penumpang baik dari Surabaya maupun menuju Banyuwangi yang sedianya di Tawangalun untuk tujuan kota Jember, sementara terminal dialihkan di Terminal Ajung.
Untuk itu pihaknya atas nama Pemerintah Kabupaten Jember dan Panitia Tajemtra menyampaikan permohonan maaf karena atas ketidak nyamanan dan semakin panjangnya jalur perjalanan selama sehari. “Penutupan ini dilakukan karena adanya kegiatan Tajemtra yang sudah menjadikan tradisi masyarakat jember dalam menyambut peringatan hari Kemrdekaan RI ke 64 serta adanya Even BBJ 2009.
Pemberangkatan / start. Dimulai pada pukul 13.30 wib. Sebelum start dimulai, diadakan terlebih dahulu upacara yang intinya laporan ketua Panitia pada Bupati Jember terkait pelaksanaan Tajemra dan jumlah peserta. Selanjutnya baru dilakukan pemberangkatan peserta Tajemtra.
Bupati Jalan beserta rombongan muspida mengawali pemberangkatan, disusul oleh peserta lainnya hingga selesai. Sedangkan untuk peristirahatan Bupati dan Rombongan di Kantor kecamatan bangsalsari, untuk peserta di lapangan Bangsalsari. Berikutnya di lapangan rambipuji dan berakhir di alun-alun kota Jember.
Penyelenggaraan Tajemtra kali ini, lebih baik, lebih tertib dan aman. Hal ini terjadi karena panitia melarang peserta penggembira untuk ikut dalam barisan. Walaupun masih ada saja peserta penggembira, namun jumlahnya tidak sebanyak tahun yang lalu.
Pelarangan ini dilakukan terkait adanya jaminan Asuransi yang di tanggung Panitia bagi peserta yang mengalami kecelakaan. (HMS)
selengkapnya...

PENGUKUHAN PASKIBRA YUNIOR


Jember Prioritas- Dalam rangka memutifasi anak didik di SMUN III Jember, maka pihak kesiswaan telah menentukan 14 pilihan bagi siswa berupa kegiatan ekskul. Kegiatan ekskul ini sangat menunjang atas penilaian di salah satu mata pelajaran dalam rapornya nanti.

Untuk itu pada hari Minggu jam 18.30 wib malam tepatnya tanggal 09/07’09 salah satu eskkul kegiatan Paskibra Yunior angkatan ke XXIII telah dikukuhkan. Pengukuhan kali ini disaksikan para orang tua siswa. Dan acara pengukuhan berlangsung hikmat dan sukses.
Acara poengukuhan diawali dengan upacara pembukaan, dilanjutkan dengan pembacaan janji Paskibra setelah itu sambutan pembina yang dalam hal ini dibawahkan oleh Bapak Rosyid Spd Msi Mp selaku pembina Kesiswaan.
Dalam sambutannya,pada intinya Rosyid mengatakan; Dengan adanya Paskibra ini, dimaksudkan sebagai inspirator serta mutifator kedisiplinan bagi para siswa. Dan bagi siswa , dalam mengikuti ekskul Paskibra yang jelas pihak sekolah tidak memaksa. Semuanya berdasarkan pilihan dan kemauan siswa sendiri.
Untuk itu pihak pembina mengharap seluruh anggota Paskibra agar menjaga komitmennya, terutama pada janji yang telah diucapkan.
Kegiatan Ekskul merupakan salah syarat tuntutan kurikulum di SMU Negeri III . Untuk itu dari 14 eskkul yang ada diwajibkan bagi siswa, hendaknya siswa memilih salah satunya.
Masalahnya, lanjut Rosyid, jika siswa tidak mengikuti salah satu dari 14 ekskul, Rosyid yakin siswa tersebut tidak akan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yaitu kelas 11 hingga 12 nantinya.
Setelah menjadi anggota Paskibra, Rosyid berharap para siswa dapat lebih meningkatkan kedisiplinan, sikap prilaku yang lebih baik dari teman lainnya. Terutama dalam setiap pelaksanaan upacara di hari senin, tentunya yang menjadi inspirator, mutifator dan menjadikan contoh, adalah para anggota Paskibraka, itu pasti. Tutur Rosyid.
Rosyid selain mengharap juga memberitahukan tentang Prestasi Paskibra SMU Negeri III beberapa tahun yang lalu. Saat itu prestasinya hingga mencapai ke tingkat Propinsi Jawa Timur. Untuk itu bagi anggota yang saat ini dikukuhkan , hendaknya dapat meraih ketingkat yang lebih tinggi (tingkat Nasional red) . Selain itu, diharapkan pula Paskibra SMU Negeri III nantinya
selalu terpilih jika ada kegitan baik di Kabupaten maupun tingkat Propinsi. Begitu akhir dari sambutannya.
Manfaat menjadi anggota Paskibra.
Manfaat yang dirasa siswa setelah menjadi anggota Paskibra banyak sekali, selain adanya peningkatan kedisiplinan, juga adanya perubahan sikap dan prilaku. Dan mereka biasanya selalu menjadikan inspirator dan mutifator bagi teman lainnya.
Jika kelak telah lulus, sebagaimana yang terjadi pada kakak-kakak seniornya, mereka dalam menentukan kariernya selalu mendapatkan prioritas. Sebagai contoh anggota paskibra selalu sukses dalam meraih dunia kerja. Terutama bagi mantan anggota Paskibra pria ,banyak yang sudah menjadi Polri, TNI dan lainnya , sedangkan bagi yang wanita sebagian besar di terima di Pramugari di dunia penerbangan Nasional maupun internasional.
Jadi, menjadi anggota Paskibra untuk kedepannya dipastikan kariernya bisa terjamin. Terbukti banyak mantan anggota Paskibra SMU Negeri III yang sukses dalam meraih karier . termasuk menjadi anggota Polri ,TNI dan Pramugari.
Namun kesuksesan tersebut dapat diraih tergantung dari kemauan keras para siswa mantan anggota Paskibra, untuk menentukan masa depannya sendiri. (HMS)
selengkapnya...

SUPER CROSS MENELAN BANYAK KORBAN


Jember Prioritas.
Untuk kedua kalinya super Cross di gelar di jember. Dengan tempat yang sama di Stadion Noto Hadinegoro. Sejak super cross pertama digelar, tahun lalu, penyelenggaraannya telah mendapat pertentangan dari berbagai elemen masyarakat jember serta para pencinta bola. Karena merasa stadion kebanggaan Persid Mania di jadikan arena lomba Super Cross .

Menurut mereka, walaupun Persid belakangan kurang berprestasi, tetap saja persid menjadikan kebanggan masyarakat jember. Dan perlu diketahui sejelek-jeleknya Persid , pernah membawa nama harum jember baik ditingkat di tingkat regional maupun Nasional. Jangan karena Persid kurang berprestasi , lalu stadion di alihkan fungsi, walau hanya sementara dan akan dikembalikan kembali sebagaimana mestinya.
Pertentangan terjadi, bukannya masyarakat tidak mendukung adanya Super Cross. Namun lebih bijak jika super Cross dilaksanakan di luar stadion Noto Hadinegoro. Seperti ased tanah Pemkab lainnya, masih banyak yang kosong, kenapa tidak dimanfaatkan?
Yang membuat pusing masyarakat jember, walupun terjadi pertentangan, rupanya panitia acuh dan tetap menyelenggarakannya kembali. Hal ini bagai sebuah pepatah “Biarkan anjing menggonggong , kafilah tetap berlalu”.
Alasan pihak panitia ngotot menyelenggarakan even yang nahal ini,mereka berkeinginan memperkenalkan Jember di mata dunia dengan terselenggarakan event yang bertaraf Internasional seperti Super Cross.
Bukannya masyarakat tidak mendukung, namun masyarakat jember melihat, dari sisi manfaat dan modhorotnya.
Jika panitia hanya bertujuan untuk mengenalkan jember via Super Croos pada masyarakat Nasional maupun Internasional, maka jelas jember akan dikenal hanya sebatas pada kalangan komunitas pecinta Super Cross belaka.
Sangatlah tidak mungkin , Tim oficial dan peserta dari negara-negara yang datang, akan membicarakan jember pada negaranya, diluar kepentingan komunitasnya. Paling-paling mereka, akan bercerita terkait penyelenggaraan super Cross di Jember belaka.
Sedangkan untuk bicara lainnya, tentunya tidak mungkin. Karena mereka merasa bukan duta dari jember.
Apalagi membicarakan jember pada para pengusaha maupun wisatawan di negara masing-masing peserta. Sungguh mustahil dilakukan mereka (peserta lomba).
Mereka di jember waktunya sangat terbatas, paling tidak hanya 2-3 hari. Dari sini jelas, mereka sangat minim untuk mengetahui potensi apa saja yang ada di jember. Artinya, minimnya waktu dan informasi yang diterima. Sedangkan yang mereka fikirkan, paling tidak hanya terfokus pada persiapan lomba. Dan strategi bagaimana untuk meraih prestasi di jember.
Berbekal pengalaman pada tahun yang lalu, semestinya panitia mengevaluasi dari penyelenggaraan Super Cross tersebut. Apa rugi dan untungnya diselenggrakan super Cross. Dan apa dampaknya bagi investasi dan pariwisata di jember. Yang jelas kerugian dan kerugian yang diraihnya.
Masyarakat jember bertanya- tanya , siapasih panitia dan promotornya ? oh yah… setelah mereka tahu, ternyata orang-orang itu saja, yang getol untuk menyelenggarakan kembali.
Apalagi oknum promotornya , yang dikenal masyarakat jember, dia tidak bertanggung jawab dari kesalahan yang dibuatnya pada event-event yang lalu.
Berapa puluh juta atau mungkin ratusan juta rupiah, uang PAD yang raib , yang semestinya menjadi tanggung jawabnya ?. Ternyata, hingga kini tidak ada pengembalian ?. Sungguh memprihatinkan jika terulang kembali. Menurut pandangan masyarakat jember, apakah di jember, tidak ada orang yang baik selain dia. Kok hanya dia yang selalu dipercaya. Hal inilah yang dipertanyakan masyarakat, dan adapa dibalik semua ini? Wallahualam.
Okelah…. , Dibalik kerugian ada sebuah tujuan yang baik dari panitia. Sebut saja, dengan terselenggaranya event mahal ini, diharapkan munculnya atlit berprestasi level Nasional maupun internasional yang tercetak di Jember. Sehingga jember di kenal dapat melahirkan atlit bertaraf Nasional atau Internasional. Lalu keuntungan lainnya apa ? hanya panitialah yang tahu.
Super Cross merupakan tontonan yang mahal, untuk itu tiketnya juga mahal, begitu kata promotor disalah satu radio swasta. Mereka lupa bahwa saat ini masyarakat jember masih dalam keadaan krisis ekonomi. Dengan krisis ekonimi yang melanda mereka , jelas mereka tidak mampu untuk beli tiket. Justru mereka merasa lebih baik nonton lewat televisi. Gartis bisa menontong ramai-ramai bersama keluarga. Dan hal ini terbukti dua hari penyelenggaran, minim penonton. Akibatnya rugi lagi……..
Banyak Menelan Korban
Penyelenggaraan supercroos yang dibanggakan oleh panitia maupun Promotor kali ini , karena Jember bisa melaksanakan lomba super Cross bertaraf Internasional, dan penyelenggarannya nomor dua selain di Amerika. Mungkinkah demikian? Kami kira tidak. Deperti di Jakarta, Bandung dan Surabaya sudah lebih dahulu. Jika penyelenggranya Kabupaten, mungkin iya.
Selain di arena atau lintasan balap , banyak peserta yang jatuh sebagai korban akibat kurangnya mereka munguasahi medan. Terjadi pula korban Super Cross diluar lintasan balap. Namun korban kali ini, merupakan korban akibat adanya interfensi panitia dalam penodongan atau pengedropan tiket masuk VIP yang jumlahnya dari 5 hingga 30 tiket pada SKPD, Camat, Lurah / Kepala desa yang berharga Rp 250 ribu per tiket. Lalu berapa ratus juta yang akan diterima panitia maupun promotor.
Rupanya panitia kurang tahu, Baik SKPD. Camat, Lurah/Kepala Desa , sudah terbebani bantuan dana pada event-event sebelumnya. Sehingga dengan terpaksa mereka pada nggerundel dan mengembalikan sebagian tiket ke Panitia. Karena ketidak mampuan membeli, dan terbatasnya anggaran yang ada.
Apakah mereka disuruh melakukan penyimpangan dengan mengambil sebagian pos-pos yang ada ? hanya sekedar meramaikan Super Cross.
Dan lalu bagaimana jika kelak ada pemeriksaan, baik dari BPK maupun lembaga pemeriksa lainnya ?. Yang jelas , dari sini telah terjadi hilangnya sebuah kejujuran. Artinya mereka harus pandai-pandai, mencari pos-pos yang lepas dari pengawasan dan pemeriksaan BPK, sehingga aman. Namun bagaimanapun kejadian tersebut menjadikan beban moral yang harus dipertanggung jawabkan di LPJ, atau secara tidak langsung mereka telah melanggar sumpah jabatan yang diucapkan dan disaksikan langsung oleh Allah SWT.
Lain lagi jika dilakukan dinas tertentu yang notabene berduit. Jangankan ratusan juta, milyaran pun akan dikeluarkan, yang penting bisa mendukung dan membuat atasan senang. Terkait pelanggaran tidak ada masalah. Buktinya hingga kini aman dan lolos dari pemeriksaan BPK.
Itulah fenomena Super Cross yang menelan banyak korban.
selengkapnya...

DOWN HILL OLAH RAGA BERSEPEDA EXTREM PERTAMA DI JEMBER


Jember Prioritas- Down Hill merupakan event olah raga bersepeda menuruni lembah peguungan secara extrem pertama di jember. Olah raga satu ini memerlukan kekuatan fisik , tenaga, kosentrasi dan nyali yang benar-benar berani. Karena olah raga bersepeda ini sangat beresiko tinggi. Adapun Resikonya, jika tidak jatuh atau terjungkal, mungkin patah tulang .

Anda bisa bayangkan, dari start yang dimulai dari ketinggian diatas Hotel Rembangan, (batas perkebunan) dilanjutkan dengan menuruni jalan setapak yang cukup terjal dan curam. Selain itu mereka juga harus melewati Jumping, double jumping, dengan ketinggian kurang lebih 2 m, juga superboll, selain itu peserta harus melalui tikungan yang cukup tajam di lembah pegunungan yang sengaja dibuat oleh penyelenggara.
Oleh karena itu jika atlit tidak benar-benar bernyali, jangan mengikuti lombah ini.
Down Hill kali ini dilaksanakan di jember dalam rangka menyambut BBJ 2009. penyelenggaranya adalah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) binaan Disperindag kabupaten Jember yang bekerja sama dengan Unifikasi Komunitas Down Hill Indonesia (UKDI) dan didukung Ikatan Sepeda Indonesia serta Koni Cabang Jember.
Down Hill kali ini, bertaraf Nasional. Diikuti 120 atlit 3 diantaranya wanita, mereka berasal dari beberapa kota besar di Indonesia. Seperti dari Manado, Jakarta, Bandung, Jogyakarta, solo, surabaya, Malang dan dari jember sendiri.
Tujuan dilaksanakan lomba kali ini, untuk mencari atlit-atlit baru khususnya dari Jember. Selanjutnya mereka akan di kader sebagai atlit Down Hill yang handal ditingkat Nasional.
Menurut Didik yang merupakan salah satu Panitia penyelenggra, menuturkan pada Prioritas, untuk Jember sebenarnya sudah mempunyai atlit handal, dan dia sebagai juara II di tingkat Asia dalam kelas Man’s elite .
Ho Ho begitu nama panggilan atlit jember tersebut. Dengan keberadaan Ho Ho, diharapkan bisa memotifasi serta memacu semangat atlit muda Jember untuk berlaga ditingkat Nasional.
Lain lagi apa yang dikatakan Rino dari jajaran pengurus UKDI Pusat , dia merasa Sureprice atas penyelenggaraan Down Hill kali ini. Dirinya menilai penyelenggaraannya cukup baik, didukung pula keberadaan sirkuit yang notabene sangat menantang bagi para atlit , pemandangannya cukup indah, hawanya sangat sejuk, serta penginapannya cukup representatif.
Untuk itu Rino berharap, untuk penyelenggaraan tahun-tahun berikutnya agar lebih ditingkatkan hingga mencapai taraf Internasional. Karena jember mempunyai sircuit untuk lomba Down Hill satu-satunya yang terbaik di Indonesia. Oleh karenanya, Jember pasti bisa. Begitu harapan Rino yang disampaikan pada prioritas.
Dari Koni yang diwakili Taufiq Mahendra, menanggapi usulan Roni tersebut,, dirinya akan membicarakan hal itu pada Panitia termasuk pada panitia BBJ . Dirinya yakin untuk event berikutnya bisa diselenggrakan lagi dengan lebih baik dan diusahakan bisa bertarafkan Internasional. Minimal ditingkat Asean, jelas Taufiq.
Untuk kualifikasi kelas yang dilombakan di down Hill kali ini terdiri dari : Kelas Master A.B.dan C. Namun adapula kelas Man’sport, dan kelas Man’s eleit serta kelas Yunior.
Penentuan kelas, dilihat dari usia atlit. Untuk Kelas A, B, dan C terdiri dari orang-orang Hobies, jadi mereka melampiaskan Hobi dengan bersepeda ekstrem (down hill). Untuk kelas Man’s elit , kali ini telah hadir sepuluh peserta termasuk Ho Ho putra asli jember.
Sistem penilaian, di Down Hill atas dasar kecepatan waktu tempuh, dengan menggunakan jam start (memakai alat sensor) . Adapun jarak tempuh kali ini sekitar 1,3 Km yang harus ditempuh selama 2 menit. Dan yang terpenting dalam lomba kali ini ditetapkannya juara etape dan peringkat rangking secara Nasional.
Untuk hadiah, selain berupa Tropy juga berbentuk nilai nominal rupiah yang disediakan panitia. Jelas Didik. (HMS)
selengkapnya...

BAPPEKAB KURANG DUKUNG KEBIJAKAN BUPATI JEMBER

Sebuah kebijakan seorang Bupati yang tidak didukung oleh Bappekab selaku perancang anggaran dalam menentukan nilai nominal sebuah kebijakan , maka jangan harap kebijakan tersebut akan berjalan sebagaimana mestinya. Bagaimana bisa berjalan jika tidak didukung dengan adanya anggaran. Dari sinilah peran Bappekab dalam menentukan ada dan tidaknya serta besar kecilnya anggaran yang dibutuhkan.

Banyak yang terjadi, sebuah kebijakan yang terlontar secara spontan dari seorang Bupati, namun kebijakan tersebut sebagian besar tidak terealisasi. Kenapa terjadi demikian ? Karena, tiadanya anggaran yang tersedia atau yang mendukungnya. Sehingga kebijakan tersebut menjadikan Bumerang yang sewaktu-waktu akan menyerangnya.
Selama ini memang banyak masyarakat menilai uang yang dijanjikan seakan-akan dari kantong pribadi Bupati. Padahal, uang/anggran yang dijanjikan berasal dari APBD. Jadi selama ini banyak masyarakat keliru dalam penafsiran.
Tidak jalannya sebuah kebijakan semacam ini, mungkin karena lemahnya koordinasi, antara penyampai sebuah kebijakan dengan perangcang kebijakan itu sendiri (Bappekab red).
Semestinya hal ini tidak perlu terjadi, jika sebelum menentukan sebuah kebijakan, dilakukan terlebih dahulu koordinasi terkait apa yang akan menjadikan fokus dari kebijakan yang akan disampaikan pada rakyat. Artinya didalam menetukan sebuah kebijakan, haruslah terfokus pada kebijakan yang sudah jelas ada dukungan anggarannya. Sehingga citra dan nama baik Bupati dimata rakyatnya, selalu baik dan selalu mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas sebagai amanah yang diembannya.
Fenomena ini terjadi, manakala Bupati menjanjikan sebuah kebijakan secara spontan pada masyarakatnya. Hal ini, biasanya disampaikan pada acara dialog solutif.
Masyarakat dalam setiap Dialog Solutif , selama ini bisanya hanya memohon dan meminta bantuan sesuatu Pada Pemerintah Kabupaten Jember. Anehnya, permohonan tersebut sebagian besar selalu mendapatkan tanggapan positif serta di janjikan akan dipenuhinya. Pada hal, belum tentu ada anggaran yang mendukungnya.
Dan akhirnya yang menjadikan korban adalah SKPD yang ditunjuk sesuai kebutuhan masyarakat yang di janjikan. Yang jelas mereka bertanya-tanya dalam hati, diambilkan dari pos mana lagi , jika kebutuhan masyarakat tersebut harus dilaksanakan.
Karena SKPD adalah kepanjangan tangan dari Bupati, maka seberat apapun harus diusahakan dan harus tetap menjaga nama baik Bupati dan Pemerintah Kabupaten Jember dimata rakyatnya.
Saat ini, lagi marak-maraknya masyarakat menagih janji-janji tersebut. Baik melalui media elektronik (radio) maupun didalam dialog solotif itu sendiri. Jika hal ini dibiarkan maka kepercayaan rakyat dan kharisma Bupati sedikit demi sedikit akan pudar.
Untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terjadi, maka selayaknya jika terjadi pertanyaan dari rakyat yang sifatnya spontan di dialog solutif, janganlah dijawab secara spontan pula. Lakukan koordinasi terlebih dahulu pada perancang anggarang (Bappekab) yang lebih tahu pos-pos dimana sebuah kebijakan maupun program yang sudah ada ketentuan anggarannya.
Selama ini Bappekab kurang bijak, jika tahu anggaran tidak tersedia, namun berdiam diri, tanpa melakukan koordinasi pada pelaksana kebijakan (Bupati). Sehingga terjadi janji-janji semu yang tiada kepastian.
Semestinya Bappekab jauh sebelum dialog solutif dilaksanakan, Bappekab harus memberikan masukan pada Bupati tentang fokus kebijakan apa yang akan disampaikan pada rakyat. Sehingga jelas, jika kebijakan tersebut sudah ada plot-plot anggaran yang mendukungnya.
Jangan seperti saat ini, banyak SKPD menjadi korban kibijakan yang nggak jelas dan belum tentu ada anggarannya yang harus dilaksanakan.
SKPD sebagai penerima pulung, akan merasa pusing dan serbasalah. “ Tidak dilaksanakan itu perintah atasan, dilaksanakan tidak ada anggaran yang mendukungnya”. Artinya, anggaran yang ada, sudah digunakan pada pos-pos yang ditentukan jauh sebelumnya. Dan secara moral, kejadian ini menjadikan beban pada SKPD bersangkutan.
Seandainya Kebijakan tersebut didukung Bappekab dalam penysunan anggaran, mungkin bagi SKPD siap melaksanakannya. Jika tidak adanya dukungan anggaran yang tersedia, mungkin akan terjadi adanya penyimpangan dan penyalahgunaan anggaran pada pos-pos anggaran yang ada, yang harus dilaksanankan oleh SKPD bersangkutan. Sehingga kelak kemudian hari dalam LPJ akan terjadi penyimpangan.
Ma’af, … apa lagi Bupati dalam dialog solutif, entah itu serius atau senda gurau beliau selalu memberikan peluang pada rakyat melakukan demo atau untuk menagih janji pada SKPD yang dibebani kebijakan tersebut. Artinya jika SKPD bersangkutan tidak dapat melaksanakannya maka rakyat bisa melakukan demo atau menagih janji ke SKPD yang bersangkutan. Namun mudah-mudahan hal ini tidak terjadi. Dan hanya sebatas senda gurauan belaka.
Yang kami khawatirkan , karena yang bicara seorang Bupati, mungkin rakyat akan berpikir pula akan kebenaran kata-kata tersebut.
Ironis memang, disatu sisi sudah kadung janji pada rakyat, disisi lain Bappekab tidak mendukung dalam penyediaan anggrannya. Lalu siapa yang salah jika demikian…….!
Oleh karena itu “janganlah mudah berbuat janji. janji memang sangat mudah untuk disampaikan, namun berat untuk dilaksanakan. “Jangan pandai mengobral janji, jika hanya untuk kepentingan sesaat”. Agama sudah mengingatkan, Janji adalah hutang , dan harus dipertanggung jawabkan dihadapanNYA kelak.
Untuk itu harapan kami model dialog solutif harus dirubah, sehingga Bupati sebagai nara sumber, tidak tersudutkan mana kala terjadi pertanyaan yang disampaiakan rakyatnya atau penagihan janji-janji sebelumnya. Semoga kritikan ini menjadikan evaluasi dalam pelaksanaan di dialog solutif yang akan datang.
selengkapnya...