Jember Prioritas.Di era orde baru, kalimat “mohon petunjuk” sangatlah populer. Dan yang mempolerkan kalimat tersebut adalah Harmoko. Selaku mentri Penerangan, mana kala ditanyakan ramai-ramai oleh wartawan, baik masalah sesuatu yang akan dilakukan atau terkait sebuah kebijakan maupun tugas dan perintah, Harmoko selalu mengatakan “masih menunggu petunjuk Bapak Presiden” .
Di era reformasi , hal itu juga masih banyak dilakukan kalangan pejabat di Kabupaten Jember. Manakala seorang pejabat, baik Kepala Dinas, Kepala kantor, jika ditanyakan terkait kebijakan Pemerintah yang sekiranya menyentuh pada kepentingan publik, ternyata jawabannya kita masih menunggu petunjuk Bupati, arahan Bupati, perintah Bupati dan lainnya. Pada hal kebijakan tersebut, sudah mendapatkan persetujuan Bupati.Dan pejabat yang bersangkutan dipercaya dan ditunjuk serta hanya tinggal melaksanakannya.
Namun, karena saat ini banyak pejabat yang takut akan berbuat kesalahan, dan takut nantinya kebijakan tersebut memberikan beban padanya. Serta menjerat dirinya ke rana hukum, maka dirinya tidak berani berbuat nekad. Lihat saja, apa yang terjadi belakangan ini, banyak pejabat yang diperiksa Kejagung karena gara-gara kesalahan dalam melaksanakan perintah atasan dan melaksanakan tugas yang mungkin sedikit menyimpan dari aturan yang notabene adanya intervensi atasannya.
Maka saat ini, banyak pejabat yang berlindung di ketiak Bupati. Dan akhirnya dalam melaksanakan kebijakan , semua selalu menunggu petunjuk Bupati.
Dalam suatu kesempatan, (pelantikan kepala desa dipendopo) Bupati MZA Djalal pernah memberikan keleluasaan untuk melaksanakan tugas kepada para pejabat di jajaran Pemerintah kabupaten Jember, agar tidak usah takut dan gentar. Menurut Bupati selama melaksankan tugasnya itu benar, maka tidak perlu takut dan selalu menunggu perintah dan petunjuk Bupati.
Selanjut Bupati juga menyampaikan, jika seorang pejabat was - was dan tidak berani menanggung resiko, maka lebih baik serahkan jabatannya kepada Bupati, dan Bupati akan menggantikannya kepada orang yang mau bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab. Dan jika tidak, maka Bupati sendiri yang akan mengambil alih untuk melaksanakan dan mempertanggung jawababkannya. Yang penting menurut Bupati, kebijakan tersebut tidak melanggar hukum dan benar, serta untuk kepentingan rakyat. Begitu tutur Bupati kala itu..
Contoh kecil terjadinya Budaya “Mohon Petunjuk”.
Dalam menyambut Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ 2009) Bupati telah membentuk panitia pelaksana BBJ 2009 yaitu Kantor Pariwisata dan Budaya dibantu dinas terkait . BBJ tinggal beberapa bulan lagi, namun hingga kini apa yang menjadikan prioritas kegiatan, masih tidak jelas. Padahal sudah sering diadakan rapat bersama antara panitia dan para pejabat terkait dengan Bupati . Namun jika ditanyakan apa dan bagaimana, serta prioritas apa yang akan ditampilkan di BBJ kali ini, semuanya menjawab masih menunggu petunjuk Bupati, kami sudah menyampaikan gagasan, ide dan kreasi, namun kami tidak berani memberikan kepastian, semua tergantung petunjuk dan arahan Bupati. Setelah itu baru kami bisa memberikan ketrangan terkait pelaksanaan BBJ tersebut.
Oke lah Bupati MZA Djalal adalah penggagas BBJ kala itu. Namun jika kita mengacu pada pengalaman beberapa kali BBJ dilaksanakan, masak Panitia tidak bisa mengembangkan gagasan Bupati yang cukup brilian tersebut untuk lebih baik. Semestinya panitia sudah cukup banyak waktu (1tahun) untuk merencanakan ide dan gagasan serta penegembangan event tahunan ini. Cukuplah Bupati diberikan masukan atas ide serta gagasan panitia di BBJ, dan Buapti sebatas hanya memberikan arahan serta menyetujuinya. Janganlah Bupati masih terbebani masalah yang kecil ini. Karena Bupati masih banyak tugas yang menanti dihadapannya. Teruma masalah pelayanan pemerintah pada publik.
Bupati dipercaya oleh masyarakat jember bukan hanya memikir BBJ belaka. Bupati menerima amanat masyarakat jember, untuk lebih mensejahterahkan rakyat jember. Jika Bupati hanya setiap menjelang bulan Agustus hanya disibukkan adanya BBJ, lalu kapan Bupati, bisa memenuhi tugas yang berat dan bertanggung jawab ,untuk meningkatan ekonomi yang berbasis pada kerakyatan yang saat ini masih jauh dari harapan.
Oleh karena itu, panitia yang dibantu pejabat terkaitlah yang semestinya bertanggung jawab akan sukses dan tidaknya BBJ 2009 kali ini. Sekali lagi, janganlah sebagai panitia yang sudah dipercaya oleh Bupati, masih merecoki kinerja Bupati yang sangat berat tersebut, dengan hal-hal yang sepeleh dan kecil ini.
Bayangkan sebagai panitia yang sudah diserahi tugas dan tanggung jawab, masih saja mohon petunjuk dan arahan Bupati. Lalu mana inisiatif dan kreatifitas panitia. jika masih menghandalkan seorang Bupati.
Kalau demikian, lebih baik serahkan saja pada pihak swasta yang profesional dalam bidang intertainment , pariwisata, serta bidang perdagangan dan industri. Bereskan ?.
Nah…dengan diserahkan event BBJ dalam pengelolahannya pada pihak swasta, maka baru Bupati memberikan masukan berbagai potensi yang ada di jember sebagai prioritas untuk di publikasikan dan diawarkan pada calon investor , kepada penyelenggara. Selanjutnya Bupati hanya memantau sampai dimana tanggung jawab dan kinerja pihak pengelola tersebut. Dan disini pihak pengelola BBJ dapat leluasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak serta dibebaskan untuk mencari sponsor.
Ingat !!!~ Bupati dipilih dan dipercaya masyarakat jember bukan hanya untuk memikirkan BBJ belaka. Namun bagaimana Kabupaten Jember ini ada perubahan disegalah sektor, pembangunan disegalah bidang yang merata, dan Kabupaten jember sendiri lebih maju dari Kabupaten lainnya.
Karena masyarakat hingga saat ini, menunggu bukti dari selogan “Menata Kota, Membangun Desa untuk kemakmuran Bersama. Dan selogan ini bukan sekedar basa-basi. Rakyat menunggu bukti, bukan sekedar janji. Apalagi sisa waktu kerja Bupati kurang lebih hanya 1 tahun lagi. Untuk itu sisa waktu yang tinggal menghitung bulan ini, dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mewujudkan dan menepati janji-janji yang telah disampaikan pada masyarakat jember. Semoga bisa terlaksana dan sukses.(HMS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar