Kamis, April 23, 2009

MENEBAR JANJI BAGAI MENEBAR BUMERANG



Jember Prioritas- Dialog solutif merupakan sebuah sarana komunikasi langsung antara pihak Pemerintah (Bupati) dengan masyarakatnya. Maksud dan tujuannya, untuk mengetahui sampai dimana hasil pembangunan disegalah bidang , yang telah dilaksanakan Pemkab Jember dan telah dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.
Dalam Dialog solutif ,juga untuk mengetahui program apa yang belum dicapai atau belum terselesaikan. Untuk itu dengan adanya berbagai macam masukan dari masyarakat, maka pihak Pemkab Jember, akan merencanakan kelanjutan dari program pembangunan dan menyusun anggaran berikutnya.



Namun dari setiap jalannya dialog , yang patut disayangkan, bahwa warga masyarakat setiap kali berdialog dengan Bupati, mereka hanya menyampaikan permohonan berbagai bantuan dari Pemerintah. Sehingga hal ini menujukan, betapa warga masyarakat jember ini, masih belum bisa hidup mandiri dan selalu mengharap adanya uluran tangan pihak Pemerintah. Hal ini terjadi mungkin “adanya kesalahan dan obral janji dari pihak pejabat pemerintah”, yang selalu menmberikan harapan pada masyarakat , mana kala mereka ada kepentingan.
Sehingga masyarakat dibiasakan untuk meminta-minta atau terbiasa dimanjakan. Jika yang diminta hanya sebatas teknis atau penyuluhan, serta bimbingan untuk memajukan usaha mereka itu wajar, karena merupakan kewajiban pihak pemerintah.
Namun mana kala menyangkut bantuan dana, dan di kabulkan secara pribadi oleh Bupati, maka kami anggap hal ini ada nuansa politisnya.
Jika demikian, dikhawatirkan hal ini akan membiasakan warga dalam menghadapi sedikit kesulitan modal usaha, mereka akan terbiasa meminta bantuan. Sehingga kemandirian mereka tidak lagi bisa diharapkan. Semestinya masyarakat oleh pemerintah (Bupati) diarahkan untuk belajar mandiri, atau diarahkan dan memanfaatkan pada lembaga yang ada. Seperti Perbankan (BRI unit Desa), Koperasi simpan pinjam, dan saat ini sudah ada Bank Gakin yang sudah tersebar dibeberapa kecamatan. Melalui lembaga tersebut, masyarakat dapat memenuhi biaya usahanya dengan memanfaatkan fasilitas kredit bunga ringan. Atau melalui program PNPM Mandiri. Bukan lagi dari kantong pribadi Bupati.
Yang terjadi selama ini, setiap ada masyarakat memohon bantuan, Bupati dengan mudahnya, selalu menjajikan akan memenuhi apa yang di pintanya. Walaupun benar tidaknya hal itu bisa dipenuhi. Jika hal ini dibudayakan , maka sewaktu-waktu, masyarakat akan menagih janji tersebut. Namun mana kala, janji tersebut tidak terpenuhi, maka kharisma dan kewibawaan serta kepercayaan pada seorang Bupati akan sirna dimata mereka.
Lain lagi, jika pemerintah menjanjikan masalah Program pembangunan. Baik dibidang Infrastruktur, fasilitas umum, pendidikan, kesehatan, dan lainya. Hal ini bisa diwujudkan, atas dasar tersedianya anggaran.
Dan program tersebut memang sudah direncanakan, setelah pihak pemkab Jember (Dinas terkait) mengadakan tinjauan, layak dan tidaknya sebuah program tersebut direncanakan pembangunannya serta dilaksanakan.
Tetapi jika yang terjadi seperti tersebut diatas , maka sesuai tajuk kali ini “Menebar Janji Bagaikan Menebar Bumerang”, yang artinya jika kita selalu mudah mengobaral janji, maka yang akan terjadi, manakala janji tersebut tidak terwujud, maka akan terjadi serangan balik pada penerbar janjinya.
Mudah-mudahan untuk pertemuan berikutnya, tidak ada lagi janji manis yang disampaikan Bupati pada masyarakatnya.
Ajaklah masyarakat untuk belajar mandiri, dan memanfaat program pemerintah terkait pembangunan dan peningkatan disektor perekonomian, dengan bantuan kredit modal kerja melalui Perbankan, Koperasi, Bank Gakin dan PNPM mandiri. Sehingga masyarakat bisa belajar dan memenej usahanya secara mandiri. Sebab jika kebiasaan pengeluaran uang dari kantong pribadi Bupati, maka sulit dalam pertanggung jawabannya pada publik. Kecuali Bupati mau bersodaqoh, maka hal itu tidak ada banyaknya . Semoga bermanfaat (HMS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar