Jember Prioritas.Kunjungan Bupati Jember MZA Djalal ke Paguyuban Pengrajin Rokok di Desa Sukoreno Kalisat , mendapatkan sambutan positif dari para pengrajin. Maksud kedatangan Bupati kala itu untuk melihat sejauh mana pengembangan para pengusaha rokok di Kabupaten Jember.
Desa sukoreno merupakan sentra pengrajin rokok keretek yang beranggotakan 121 pengrajin se Kabupaten Jember. adapun wadah dari para Pengrajin Rokok tersebut adalah Paguyuban Pengrajin Rokok Home Industri "MITRA KARYA MANDIRI."
Dalam kesempatan itu Bupati MZA Djalal sempat berdialog dengan para buruh kelinting rokok, dimana para buruh saat itu telah memaparkan penghasilan upah dari pekerjaannya sebagai buruh kelinting rokok. menurut salah satu buruh dalam sehari diupah Rp 12.500,- / 1000 batang rokok. menurut pengusaha sistem pekerja adalah sebagai mitra kerja belaka. jadi, jika mereka tidak masuk kerja yah... tidak dapat upah. untuk sehari Paguyuban Mitra Karya Mandiri bisa memproduksi 60 pres @ 10 pak rokok. satu pak rokok dijual ke agen Rp 2000,- dikurangi harga pita cukai seharga Rp 750,- adapun modal pokok per pak Rp 1200,- keuntungan sebesar Rp 50,- per paknya.
Namun sayang, dari jumlah anggota 121 tersebut, rokok hasil produksinya namanya ada 121 pula. semestinya jika ingin lebih dikenal tidaklah begitu banyak nama rokoknya. Mungkin 1 hingga 5 nama saja, sehingga akan lebih dikenal.
Dalam dialog dengan para pengusaha, bupati menawarkan apa saja yang sekiranya untuk meningkatkan kualitas , mutu dan rasa khas rokok produksi pagutuban tersebut. dan oleh para pengrajin diusulkan agar pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Jember dapatnya membantu :
- Modal Kerja (kredit usaha).
- Peralatan untuk mengelinting rokok.(Saat ini masih tradisional)
- Mesin pemotong tembakau.
Disampaikan pula pada Bupati Djalal, bahwa hasil dari usahanya saat ini sudah berkembang hingga diluar jawa , seperti Bali dan Kalimantan. walaupun tidak banyak , namun rutin dan laku.
untuk itu harapan pengrajin agar pemkab juga ikut mencarikan pasar, agar hasil para pengrajin bisah maximal.
Untuk peningkatan mutu , kualitas dan manajemen pemasaran , pengrajin mengaharap Disperindag bisa memberikan binaan, atau training serta pengawasan . sehingga rasa dari hasil produksinya bisa bertahan, dan bisa menyaingi produk pabrikan yang sudah dikenal masyarakat. (HMS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar