Kamis, April 16, 2009

FENOMENA PEMILU "DARI MAIN GILA-GILAAN HINGGA GILA BENERAN"


Pemilu tahun 2009 kali ini, merupakan Pemilu yang penuh fenomena. Dari awal, rakyat mengharap pelaksaannya bisa sukses. Mengingat biayanya sangat mahal, besarnya biaya diperkirakan hingga mencapai hampir Rp 50 triliyun.
Namun pemilu tahun 2009 kali merupakan pemilu yang terburuk. Berawal dari amburadulnya masalah DPT hingga banyaknya masyarakat yang tidak mendapakan surat undangan, dan yang memprihatinkan banyaknya golput. Baik Golput yang secara teknis maupun golput yang memang disengaja tidak mencontreng dengan berbagai alasan, dan yang terakhir golput karena tidak menerima undangan.






Pemilu kali ini diikuti banyak Partai, pesertanya hingga mencapai 38 partai plus 6 partai lokal. Jumlah calon legislatifnya ada jutaan orang yang ingin menduduki kursi sebagi anggota dewan. Tapi kenyataan yang terjadi , adanya Partai yang banyak , banyak pula Partai yang tidak mencapai suara yang dipersyaratkan. Dan hal ini menimbulkan banyak caleg yang stress , maupun jantungan. Fenomena banyaknya Partai disadari maupun tidak, otomatis bangsa ini menjadi tercabik-cabik.
Dan Partai sendiri, mengapa mencalonkan para calegnya, hingga mencapi 9 orang. Yang semestinya 3-5 orang saja cukup. Dengan banyaknya caleg, menimbulkan kebingungan masyarakat untuk memilihnya.
Maka dari itu para caleg diharapkann siap menang atau kalah. Dalam persaingan yang cukup ketat tersebut, maka caleg sebelumnya harus mempersiapkan beberapa hal, Pertama Iman, kedua niat, ketiga sayarat terkait pencalonannya ( sarana prasarana) keempat mental. Insya’Allah jika semuanya sudah disiapkan , maka apapun yang terjadi, kita akan kembali keasal semula.
Namun yang terjadi pada para caleg, kebanyakan niatannya salah, dan persiapan mentalnya juga kurang, juga dalam pencalonannya hanya asal-asalan, dan tanpa perhitungan. Akhirnya yang terjadi, setelah dirinya kalah maka mereka terganggu kejiwaanya.
Dilapangan, Ketika mereka terdengar mencalonkan diri sebagai caleg, yang pasti masyarakat akan datang kerumahnya, entah itu hanya sekedar basa basi akan mendukungnya, atau memang mereka diundang dan ditunjuk sebagai tim sukses.
Bayangkan, selama tiga bulan sebelum pelaksanaan pemilu, mereka (tim sukses) dalam setiap harinya, “ selalu datang kerumah caleg tersebut.”
Jika kita reka-reka, berapa besar, biaya yang dikeluarkan untuk menjamu dan memberikan sedikit imbalan pada setiap tamu yang datang . Belum lagi untuk biaya sarana kampanye, seperti Baliho, stiker, kartu nama, kaos , bendera partai , pokoknya gila-gilaan biaya yang harus dipersiapkan .
Dari inginnya mereka menang dalam pemilu, mereka tanpa perhitungan dalam mempersiapkan anggran. Banyak caleg yang menggadaikan Rumahnya, mobilnya, sawahnya dan lain-lainnya. Hal ini dilakukan, untuk sekedar minta dukungan agar mendapatkan suara sesuai persyaratan atau kuota untuk menjadi caleg.
Namun kenyataan dilapangan, perolehan suaranya tidak sesuai dengan hasil prediksi yang mereka perkirakan sebelumnya. Dari kuota 10 ribu mungkin lebih, suara yang harus terpenuhi , kenyataan hanya dicapai 1000 suara. Nah….dari sinilah rasa kecewa, menyesal, kalut terjadi.
Karena persiapan Iman , mental dan lainnya kurang , maka terjadilah banyak caleg yang stress, jantungan hingga mininggal dunia (bunuh diri) seperti di Kota Banjar (celeg PKB) dan di Bali caleg dari Hanura, juga banyak caleg yang depresi, hingga gila beneran.
Jika para caleg persiapan iman , mental, dan mempunyai semangat hidup serta persiapan lainnya cukup, “maka yang pasti mereka akan berkata bahwa, menjadi anggota legislative bukanlah merupakan tujuan.” Dan ketika kalah , mereka akan mengucapkan Alhamdulillah. Karena itulah ketentuan dari Allah yang terbaik terhadap dirinya.
Jika kita amati, banyak caleg yang kehidupannya sudah mapan, punya pekerjaan tetap, namun masih saja mencari pekerjaan sampingan. Inilah yang dikatakan salah niat dan salah langkah.
Bukan untuk menjadi hikmat buat masyarakat, dan menjadi pelayan buat masyarakat , namun mereka mencari keuntungan dari jabatan ketika menjadi anggota dewan yang katanya terhormat tersebut.
Jika ditijau dari sisi agama, maka jabatan tersebut, “menjadi kutukan Tuhan” karena diawali dengan niatan yang salah tadi. Yang pasti, jika menang mereka pasti akan sombong dan takabur, dan yang kalah pasti akan stress. Itulah salah satu sifat manusia yang kurang beriman.
Tapi kalau mereka beriman, insya’Allah tujuannya akan lurus. Mereka akan merasa bahwa saya ini sebagai wakil rakyat,saya ingin berda’wah, saya punya program yang akan saya bawa, dari bawa hingga ketas. Begitulah jika iman dan taqwanya baik dan lurus.
Namun jika kalah, maka programnya tidak berhenti sampai disitu. Yang jelas akan disampaikan pada temannya yang menang agar ditindak lanjuti.
Oleh karena itu, jika caleg yang keimanannya sudah kukuh, maka yang pasti para caleg tersebut, jika dirinya kalah akan mengatakan Alhamdulillah. Menurutnya, mungkin hal ini merupakanjalan yang terbaik bagi dirinya. Dan jka menang yang pasti akan terucap kata “Innaa lillahi, wainnaa ilaihirroji’un” (bermula dari Allah dan akan kemabli ke Allah jua) kenapa mengucapkan demikian? Karena merasa bahwa tugas tersebut merasa berat dan harus dipertanggung jawabkan hingga kelak (dihadapan Allah).sungguh berat pertanggung jawaban para caleg dalam melaksanakan tugas dan amanh masyarakat yang diwakilinya.
Fenomena Pemilu 2009 kali ini, banyaknya caleg yang kalah terganggu jiwanya (stress, depresi), dan lainnya. Mengapa hingga terjadi demikian?. Karena, mereka kurang mengukur diri atau introspeksi diri. Maka benar firman Allah yang berbunyi : “ Hai orang-orang beriman, taqwalah engkau pada Allah, dan lihatlah masa depanmu”. Seseorang yang dipaksakan dan tidak mampu dan memaksa mencalonkan diri sebagai caleg, padahal sudah banyak orang yang mengingatkan, namun masih memaksa dan ambisi. Maka yang terjadi seperti saat ini, banyak yang jantungan, bunuh diri , stress depresi hingga gila beneran.
Untuk mencari rizki, itu harus didasari dengan aturan agama. Yaitu keyakinan. Kerja keras, dan Penyerahan. Artinya, kita yakin bahwa jabatan, kedudukan, rizki yang mengatur adalah Allah. Kedua kerja keras , disini Allah dan Rosul menganjurkan agar kita bekerja dan beramal. Sebab Allah tidak akan merubah nasib seorang kaum , kecuali dia mau merubahnya sendiri. Untuk itu, jika meraih keberhasilan , maka haruslah bersyukur. Dan jika mengalami kegagalan, maka haruslah bersabar. Sebab sabar dan bersyukur ini merupakan kenyataan untuk bertawakal. Tawakal adalah menyerahkan diri.
Bagaimana kiprah seorang anggota legislative yang kurang memperhatikan amanah yang mereka emban? , Semestinya sebagai wakil rakyat, seharusnya mereka menyadarinya, “Bahwa mereka duduk dikursi dewan, atas pilihan dan kepercayaan rakyat yang diwakilinya”. Namun, setelah duduk, meraka merasa mewakili partai dan golongannya. Akhirnya diantara mereka terjadi saling berebut dan saling sikut-sikutan. Lalu kapan memikirkan rakyat yang memberikan amanah tersebut..
Nah… Hal ini, karena diawali dengan tujuan yang salah. Jika sudah jelek dari awal, maka insya’Allah akan jelek terus sampai diakhir tugasnya. Dan akhirnya mereka akan terjebak dengan perbuatan yang negatif, seperti mempermain hukum, melakukan KKN sehingga berurusan dengan KPK , selanjutnya dirtahan, dan yang memprihatinkan banyak kasus main perempuan dan isteri minta cerai dllnya. Itulah laknat Allah yang nyata diberikan pada mereka yang menghianati bangsa..
Dalam agama politik itu adalah ibadah, ekonomi juga ibadah. Ingat firman Allah yang berbunyi : “ tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah”. Jadi segalah aktivitas kita, baik yang riil maupun tidak, dan ritual maupun sosial , termasuk ekonomi dan politik, itu harus dimasukan ibadah. Oleh karena itu, dasar agama dan keimanan harus nampak dan muncul. Insya’Allah kalau pengapdiannya didasari keimanan dan ibadah kesananya akan lurus.Oleh HM.SOFIASYAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar